Opini

Pemimpin Yang Bertaqwa Adalah Pemimpin Yang Bersandar Pada Ulama

Pemimpin Bertaqwa adalah Pemimpin yang Bersandar pada Ulama.

Oleh : H Rizal Yusup Ramdhan,  Kepala Seksi PD Pontren Kemenag Kota Sukabumi, Wakil Katib Syuriyah PCNU Kota Sukabumi

kemuliaan kepemimpinan terletak pada sejauh mana ia merendahkan hati di hadapan ulama. Mereka adalah pewaris Nabi, lentera di kegelapan, dan penjaga syariat. Pemimpin yang hakiki adalah yang menjadikan nasehat ulama sebagai kompas, bukan hawa nafsu sebagai panglima.

Barangsiapa menginginkan kebijaksanaan, hendaklah ia mendatangi pintu ulama sebelum pintu singgasana. Sebab, ilmu mereka adalah cahaya yang menerangi jalan pemerintahan.

Maka bertanyalah kepada ahli ilmu jika kalian tidak mengetahui. (QS. Al-Anbiya:

Pemimpin yang bijak akan memulai langkahnya dengan tawadhu di hadapan ulama, memohon petunjuk sebelum menetapkan kebijakan. Ia sadar bahwa kekuasaan tanpa bimbingan ilmu bagai kapal tanpa nahkoda—terombang-ambing di lautan fitnah.

Pemimpin sejati tidak berjalan sendirian. Ia menggandeng tangan ulama, menjadikan mereka penasihat yang jujur, bukan sekadar penghias podium.

Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan.(QS. Ali Imran: 104)

Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah berkata, “Ulama adalah fondasi negara. Jika aku goyah, tegakkanlah aku dengan nasihat mereka.” Sinergi pemimpin dan ulama harus mengakar kuat, layaknya pohon rindang yang akarnya menghujam ke bumi ilmu.

Jabatan adalah amanah, bukan harta rampasan. Letakkanlah orang yang tepat di tempatnya dengan panduan nasehat ulama, bukan karena pertalian darah atau gemerlap dunia.

Sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk menyerahkan amanah kepada yang berhak menerimanya.” (QS. An-Nisa: 58)

Celakalah pemimpin yang mengangkat pejabat hanya karena kedekatan, sementara ada yang lebih ahli dan bertakwa. Kelak di Mahkamah Ilahi, ia akan ditanya tentang setiap jabatan yang disia-siakan.

Wahai para pemimpin, jadikanlah ulama sebagai sahabat sejati.

Jika engkau benar, mereka akan mendukungmu dengan dalil. Jika engkau keliru, mereka akan meluruskanmu dengan kasih. Dengan itu, negeri ini akan menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur—negeri yang baik dan mendapat ampunan Tuhan.

Ya Allah, berilah pemimpin kami hati yang takut kepada-Mu, akal yang cerdas, dan ketergantungan hanya pada petunjuk-Mu melalui lisan ulama. Amin.

Barangsiapa menaati ulama, ia telah menaati Rasul. Barangsiapa menaati Rasul, ia telah menaati Allah.” (Hadits Riwayat Bukhari)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button