Tafsiran Ulama Sukabumi Terhadap Alfiyah Ibnu Malik.
Sukabumi, 18 Agustus 2023
Tafsiran Ulama Sukabumi Terhadap Alfiyah Ibnu Malik
Kitab Alfiyyah ibnu mālik atau al-Khulāshoh adalah permata intelektual yang bersinar di dunia pendidikan Islam, kitab ini memang memiliki nilai penting dalam pengkajian ilmu Nahwu dan Shorof di berbagai Pesantren di Nusantara.
Kitab ini di karang oleh Imam Muhammad bin Abdillāh bin Mālik Ath-Taiy al-Andalusi yang di kenal dengan Ibnu Malik, beliau adalah sosok Ulama besar yang memiliki kontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu bahasa Arab.
Dalam Muqoddimah kitab Syarh at-Tashīl, Ibnu Malik lahir pada tahun 600 H, beliau banyak menimba ilmu kepada ulama andalusi waktu itu, di antaranya: Tsabit bin Muhammad bin Yusuf al- Kala’i al-Garnathi, membaca kitab As-sibawaih kepada ayahnya, mengambil beberapa Qiroat dari Abi al-a’bbas bin Nawwar, dan di antara guru-guru beliau yang lain adalah Abi Shodiq al-Hasan bin Shibbah, Abi al-Fadl Najmuddin, Ali bin Muhammad as-Sakhowi, Ibn al-Hajib
kemudian ibnu malik menetap di Damasykus(Syiria), dan wafat di sana pada bulan Sya’ban tahun 672, di makamkan di lereng gunung Qasioun.
kitab Alfiyyah Ibn Malik telah mendapatkan berbagai komentar dan penjelasan dari berbagai ulama. Ini menunjukkan pentingnya karya ini dalam dunia keilmuan Islam dan bagaimana pemahaman mengenainya telah berkembang dari generasi ke generasi. Tercatat ratusan syarah yang di tulis para Ulama setelahnya. Syarah pertama dari kitab Alfiyyah ini berjudul Syarah Ibn an-Nadzīm yang di tulis oleh putra beliau sendiri yang bernama Imam Badruddin, tidak hanya ulama dari luar negeri, tetapi juga Ulama-Ulama Nusantara telah memberikan kontribusi berharga dalam mensyarahi kitab Alfiyyah Ibnu Malik, b aik dengan menggunakan bahasa Arab,ataupun dengan bahasa daerah masing-masing seperti Mbah KH Fadlol Senori Tuban dengan judul Tashīl al-Masālik,KH Bisri Mustofa Rembang (ayah Gus Mus) berjudul Ausāt al-Masalīk, KH Misbah Mustofa Bangilan Tuban berjudul at-Tarjamah al-Wustha.
Begitupun Ulama tatar Pasundan Khususnya daerah Sukabumi, selain kitab Tashīl al Masālik karya Ajengan Abdullah bin Hasan Kongsi, Kitab Tarjamah Alfiyyah karya KH Ahmad Maki, kami juga menemukan kitab Taqrīrat Alfiyyah Ibnu Malik yang di tulis oleh KH Ridwanullah Cimahpar.
KH Ridwanullah berasal dari kampung Warudoyong Sukabumi.
Perjalanan pendidikan beliau dimulai di Pondok Pesantren Warudoyong. Di bawah bimbingan Mama KH Inayatullah, beliau memperoleh dasar-dasar ilmu agama. Namun, semangatnya dalam menuntut ilmu membawanya ke perjalanan yang lebih jauh.
Atas permintaan orang tuanya, KH Muhammad Ridwanullah melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Jengjing di bawah asuhan KH Abdullah Bin H Salim. Di sinilah ia menghabiskan tujuh tahun berharga dalam menimba ilmu. Setelah mengenyam pendidikan di Jengjing, beliau melanjutkan perjalanan pendidikannya di berbagai pesantren lainnya.
Salah satu pesantren yang beliau singgahi adalah Pesantren Cibereum yang dipimpin oleh KH Mahmud Zamahsyari, di mana ia menghabiskan dua tahun berharga. Beliau juga memperdalam pengetahuan agamanya di Pesantren Sempur Purwakarta yang dipimpin oleh KH Tb. Ahmad Bakri, serta Pesantren Cijambe Fauzan yang diasuh oleh KH Izuddin.
Pengabdian beliau terhadap ilmu tidak pernah surut. Beliau sering kali mengikuti pengajian yang diadakan oleh tokoh agama terkemuka. Salah satu contohnya adalah pengajian yang diadakan oleh Habib Syeikh bin Salim Alatas di Cisaat.
Beliau sangat bersemangat dalam belajar dan mengajarkan ilmu agama. Beliau mendirikan sebuah pondok pesantren yang disebut Riyadlul Muta’allimin di Babakan Cimahpar pada tahun 1971. Di sana, beliau mengajarkan banyak kitab agama kepada para santri.
Salah satu karya penting beliau adalah penjelasan dari kitab Alfiyyah karya Ibnu Malik. Beliau menulis penjelasan ini atas permintaan beberapa santri, dan menggunakan bahasa Sunda untuk menjelaskannya,dalam muqoddimah tertulis
أما بعد : هواتوس كا فرا سنتري أنو يروهونكن كان كتاب الفيه هويوغ دي تقرير كلاوان تقريران سوندا ، كو مركي ساكيتو سم كورغ أنو ضاعف تور أنو بغة بودو تور أنو بغة بوتوه كان رحمة الله أنو اكوغ الحاج محمد رضوان الله بن عبد المجيد في قرية بباكن چي مهفار الخ .
Hawatos ka para santri anu nyaruhunkeun kana alfiyyah hoyong di taqrir kalawan Taqrīran Sunda ,ku margi sakitu sim kuring anu dho’if tur anu banget bodo tur anu banget butuh kana Rohmat Allah anu agung alhaj Muhammad Ridwanullah bin Abdul Majid fi qiryati Babakan Cimahpar//kasihan terhadap para santri yang meminta kitab Alfiah untuk di taqrir dengan Taqrīran Sunda,sebab itu saya yang dho’if dan paling bodo dan sangat butuh pada Rahmat Allah yang agung Haji Muhammad Ridwanullah bin Abdul Majid kampung Babakan Cimahpar.
Dalam catatan terakhir kitab ini, terungkap bahwa penyelesaian penulisan terjadi pada hari Kamis tanggal 15 Sya’ban. Sayangnya, catatan tersebut tidak memberikan informasi mengenai tahun spesifiknya, Meskipun begitu, kisah ini mencakup sebanyak 255 halaman yang mengandung beragam pengetahuan yang tak ternilai.
Salah satu aspek menarik dari kitab ini adalah penggunaan aksara Pegon yang disebutkan sangat mudah dipahami,dan di tulis oleh sebagian santrinya.
Namun, penjelasan Alfiyyah bukanlah satu-satunya karya yang dihasilkan oleh KH Muhammad Ridwanullah. Beliau juga menulis banyak karya lain yang mencakup berbagai aspek ilmu agama. Termasuk di antaranya tentang tata bahasa Arab dan ilmu Shorof, seperti:
-Taqrīrat Nadzm Alfiyyah (Bahasa Arab)
-Tarjamah Jurummiyah Sunda
-Taqrīrat Nadzm Maqsud
-Taqrīrat Nadzm Jurumiyyah
-Kitab Tashrifan
-Kitab Tarkiban Jurumiyyah
-Kitab Ngasalkeun Sorof
Pengajaran beliau sangat unik. Kitab yang beliau bacakan itu selalu di taqrir, lalu di tulis di papan tulis, dan dibaca langsung oleh para santri. Beliau juga menulis banyak karya, bahkan ketika ada tamu yang datang.
KH Muhammad Ridwanullah wafat pada tahun 2013 di usia 72 tahun,beliau adalah contoh nyata bagaimana perjalanan menimba ilmu dapat membentuk dan memengaruhi seorang individu. Perjalanan pendidikannya yang beragam dan tekun membentuknya menjadi seorang ulama produktif yang memberikan kontribusi besar dalam pengajaran dan penyebaran ilmu agama.
Penulis : Enden Ahmad Muhiddin
DRA, LTN PCNU Kota Sukabumi